Tulisan ini ku buat setelah dia
tahu bahwa aku kini tidak sendiri lagi..
Beberapa bulan yang lalu aku
menjalin hubungan dengan seseorang, dia juga kuliah di universitas yang sama
denganku, namun akhirnya aku memutuskan untuk berpisah dengannya karena
seseuatu hal yang tidak bisa ku jelaskan di dalam tulisan ini.
Hari-hari terus berlalu, hingga
pada suatu hari aku mulai mengenal dia, meskipun kami belum pernah bertemu
secara langsung. Makin hari kami makin akrab dan setelah beberapa bulan
mengenalnya timbullah perasaan yang entah kenapa bisa aku rasakan sedangkan
kami saja belum pernah bertemu. Namun aku sendiri juga belum berani
menyimpulkan apa yang sedang ku rasakan. Yaah… mungkin saja ini hanya perasaan
kagum.
Namun setelah semakin lama hatiku
mulai resah saat tidak mendengar kabar darinya dan tentu saja ini bukan hanya
rasa kagum semata tetapi telah berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam lagi.
Hari demi hari kulalui dengan berusaha
melupakan dia, menghilangkan dia dari pikiran ku karena aku sadar bahwa kami
memang tidak mungkin bersatu, namun sia-sia saja, dia selalu saja muncul dalam
benakku.
Terlalu banyak hal di antara kami
yang sangat tidak mungkin untuk dipungkiri bahwa memang aku dan DIA berbeda. Tentu
saja dia tidak mungkin mempunyai perasaan yang sama dengan ku.
Hingga pada suatu hari entah itu
hanya perasaanku saja atau memang kenyataan, tiba-tiba ia memberikan tanda
seakan-akan ia juga bisa membalas perasaanku. Setelah peristiwa itu tanpa
kusadari hatiku semakin ingin memilikinya walaupun itu mungkin tidak mungkin
untuk terjadi.
Hingga pada saat hari ulang
tahunnya tiba aku pun memberikan ucapan selamat ulang tahun disertai
harapan-harapan yang indah tentunya, ia pun memberikan respon yang membuatku
begitu bahagia.
Keyakinan akan perasaanku semakin
kuat. Hingga tiba-tiba pada suatu hari aku mulai ragu dengannya, dengan
perasaannya kepadaku, mungkin saja ia hanya ingin berteman. Aku memang belum
sempat mengatakan apa yang aku rasakan kepadanya karena posisiku sebagai seorang
wanita yang menurutku tidak mungkin mengatakan hal itu kepadanya. Namun aku
tetap menunggunya, menunggu sampai ia mengucapkan kalimat yang sangat ingin aku
dengan “aku sayang kamu”. Tapi
mungkin harapan itu juga terlalu besar yang tidak akan pernah aku dengar
darinya sampai kapanpun dan hingga pada suatu hari seseorang dimasa laluku
kembali mengusik hatiku, ia yang tidak pernah lelah menunggu ku untuk kembali.
Ia kembali untuk membuktikan
bahwa ia memang selalu menungguku sampai aku mau kembali bersamanya lagi. Dan
mungkin saja Tuhan membuatnya kembali
untuk menyadarkanku bahwa aku memang harus berhenti berharap pada sesuatu yang
memang tercipta bukan untuk mengisi buku kehidupanku.
Untuk kamu… aku tidak pernah
menyesal ketika di hatiku tertulis namamu, aku yakin kamu orang yang sangat
baik dan Tuhan telah menciptakan wanita yang juga baik buat kamu, dan tentu
saja itu bukan AKU … AKU yang pernah berharap jadi pasanganmu, aku yang pernah
rela menunggumu hingga hatiku menyatakan I
put my hand and say surrender …..
0 komentar:
Posting Komentar