Rabu, 02 Oktober 2013

KAMU Adalah "satu" dari "jutaan" impianku yang tidak terwujud

Tulisan ini ku buat setelah dia tahu bahwa aku kini tidak sendiri lagi..
Beberapa bulan yang lalu aku menjalin hubungan dengan seseorang, dia juga kuliah di universitas yang sama denganku, namun akhirnya aku memutuskan untuk berpisah dengannya karena seseuatu hal yang tidak bisa ku jelaskan di dalam tulisan ini.
Hari-hari terus berlalu, hingga pada suatu hari aku mulai mengenal dia, meskipun kami belum pernah bertemu secara langsung. Makin hari kami makin akrab dan setelah beberapa bulan mengenalnya timbullah perasaan yang entah kenapa bisa aku rasakan sedangkan kami saja belum pernah bertemu. Namun aku sendiri juga belum berani menyimpulkan apa yang sedang ku rasakan. Yaah… mungkin saja ini hanya perasaan kagum.

Namun setelah semakin lama hatiku mulai resah saat tidak mendengar kabar darinya dan tentu saja ini bukan hanya rasa kagum semata tetapi telah berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam lagi.

Hari demi hari kulalui dengan berusaha melupakan dia, menghilangkan dia dari pikiran ku karena aku sadar bahwa kami memang tidak mungkin bersatu, namun sia-sia saja, dia selalu saja muncul dalam benakku.
Terlalu banyak hal di antara kami yang sangat tidak mungkin untuk dipungkiri bahwa memang aku dan DIA berbeda. Tentu saja dia tidak mungkin mempunyai perasaan yang sama dengan ku.
Hingga pada suatu hari entah itu hanya perasaanku saja atau memang kenyataan, tiba-tiba ia memberikan tanda seakan-akan ia juga bisa membalas perasaanku. Setelah peristiwa itu tanpa kusadari hatiku semakin ingin memilikinya walaupun itu mungkin tidak mungkin untuk terjadi.

Hingga pada saat hari ulang tahunnya tiba aku pun memberikan ucapan selamat ulang tahun disertai harapan-harapan yang indah tentunya, ia pun memberikan respon yang membuatku begitu bahagia.
Keyakinan akan perasaanku semakin kuat. Hingga tiba-tiba pada suatu hari aku mulai ragu dengannya, dengan perasaannya kepadaku, mungkin saja ia hanya ingin berteman. Aku memang belum sempat mengatakan apa yang aku rasakan kepadanya karena posisiku sebagai seorang wanita yang menurutku tidak mungkin mengatakan hal itu kepadanya. Namun aku tetap menunggunya, menunggu sampai ia mengucapkan kalimat yang sangat ingin aku dengan “aku sayang kamu”. Tapi mungkin harapan itu juga terlalu besar yang tidak akan pernah aku dengar darinya sampai kapanpun dan hingga pada suatu hari seseorang dimasa laluku kembali mengusik hatiku, ia yang tidak pernah lelah menunggu ku untuk kembali.
Ia kembali untuk membuktikan bahwa ia memang selalu menungguku sampai aku mau kembali bersamanya lagi. Dan mungkin saja Tuhan membuatnya  kembali untuk menyadarkanku bahwa aku memang harus berhenti berharap pada sesuatu yang memang tercipta bukan untuk mengisi buku kehidupanku.


Untuk kamu… aku tidak pernah menyesal ketika di hatiku tertulis namamu, aku yakin kamu orang yang sangat baik dan Tuhan telah menciptakan wanita yang juga baik buat kamu, dan tentu saja itu bukan AKU … AKU yang pernah berharap jadi pasanganmu, aku yang pernah rela menunggumu hingga hatiku menyatakan I put my hand and say surrender …..

0 komentar:

Posting Komentar