Sebagian besar dari kalian pasti
pernah menonton atau hanya mendengar cerita tentang film yang ada pada judul tulisan ini. Yaahh kisah itulah
yang terjadi pada gadis ditulisan ini. Ceritanya memang tidak sama persis
dengan yang ada di film tersebut. Dia adalah Molly seorang mahasiswi jurusan
manajemen. Kisahnya berawal sejak ia mengenal seorang pria melalui jejaring
social facebook. Namanya Dalton.
Mereka kuliah di universitas yang sama.
Dalton pertama kali melihat Molly
saat berada di stasiun. Pada awalnya Molly tidak mempunyai perasaan apa-apa
terhadap Dalton karena ia memang hanya ingin berteman.
Setelah beberapa lama,
komunikasi mereka semakin intens, yaah tentunya melalui social media. Sedikit banyak mereka sudah saling tahu dan mulai
akrab hingga suatu hari Dalton memberanikan diri untuk meminta nomor telepon
Molly. Dan benar saja, seperti harapan Dalton, Molly memberikan nomor teleponnya
tentunya dengan niat hanya untuk berteman apalagi mereka juga berada pada
universitas yang sama.
Hampir setiap hari Dalton
mengirimkan sms kepada Molly. Setelah beberapa lama, Molly menjalin hubungan
dengan orang lain dan pada saat yang bersamaan Dalton menyatakan cintanya pada
Molly. Jawaban Molly tentu sudah bisa ditebak, selain karena saat itu ia sedang
menjalin hubungan dengan orang lain, ia juga tidak mempunyai perasaan apa-apa
kepada Dalton, maka ia menolak cintanya.
Setelah saat itu komunikasi Molly
dan Dalton tidak pernah terputus dan masih berjalan seperti biasanya. Setelah
Molly menolak cintanya, Dalton rupanya tidak menyerah dan masih beberapa kali
menyatakan cintanya pada Molly dan ingin
menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman atau sahabat. Namun
Molly masih tetap pada pendiriannya walaupun pada saat itu hubungannya dengan
kekasihnya sedang renggang.
Beberapa bulan kemudian Molly
memutuskan hubungan dengan kekasihnya, Dalton mengetahui hal itu. Ia tentunya
merasa sangat senang karena kesempatannya untuk mendapatkan Molly akan
terbuka meskipun ia belum tahu apakah
Molly akan menerimanya atau akan kembali
menolak cintanya. Sejak saat itu Molly menikmati kesendiriannya dan memilih
untuk menutup hatinya untuk sementara.
Waktu terus berjalan dan entah
kenapa suatu saat Molly selalu memikirkan Dalton. Mungkin saja karena seringnya
mereka berkomunikasi dan sikap Dalton yang sangat perhatian kepada Molly melebihi
perhatian seorang teman. Tanpa ia sadari ternyata ia telah mulai jatuh cinta
kepada Dalton. Komunikasi mereka semakin intens hingga suatu malam saat ia
sedang berkirim pesan dengan Dalton, ia mengatakan bahwa ia sedang menyukai
seseorang. Saat itu Dalton hanya setia menjadi pendengar dan tempat curhat yang
baik untuk Molly dan tanpa ia sadari bahwa orang yang dimaksud Molly adalah
dirinya.
Molly sangat ingin mengatakan
perasaan yang sebenarnya ia rasakan saat itu kepada Dalton tetapi ia tidak
berani untu melakukannya. Beberapa waktu ia tetap memendam perasaannya hingga
suatu malam ia pun memeberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada
Dalton dan seperti kata pepatah gayung pun bersambut, sampai saat itu Dalton
juga masih menjaga hatinya terhadap Molly. Sejak saat itu mereka memutuskan
untuk menjalin hubungan. Meskipun usia mereka masih sangat muda tetapi mereka menjalani
hubungannya dengan keseriusan.
Molly merasa sangat bahagia
dengan Dalton, begitupun sebaliknya. Keduanya merasa telah menemukan orang yang
selama ini mereka cari yang menyayangi dengan tulus dan mampu menerima
kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Hari-hari mereka jalani dengan
penuh kebahagiaan. Pada suatu hari Dalton mengatakan bahwa ia telah bercerita
kepada ibunya tentang Molly meskipun hanya sedikit. Menurut Dalton itu adalah
salah satu bukti keseriusannya kepada Molly. Mendengar hal itu Molly pun
semakin yakin dengan kekasihnya itu.
Hari demi hari mereka lalui
bersama hingga suatu hari pikiran Molly diusik oleh sesuatu yang ia sendiri tak
ingin untuk memikirkannya. Yah tentu saja hal itu ada hubungannya dengan
Dalton, kekasihnya. Ia tahu bahwa hal itu mungkin akan terdengar aneh atau
entah apalah yang dapat dipikirkan Dalton apabila ia memberitahu hal tersebut.
Berhari-hari bahkan berminggu-minggu pikirannya selalu diusik akan hal itu. Ia
benci namun ia juga tidak dapat memungkiri hal itu dan ia tetap saja
memikirkannya, hingga suatu hari ia mengambil keputusan yang sangat berat
baginya dan tentu saja tidak akan diterima oleh Dalton. Molly memutuskan untuk
mengakhiri hubungan mereka dengan alasan yang tidak ingin ia jelaskan kepada
Dalton.
Dalton sangat terpukul mengetahui
hal itu, ia tidak ingin menerima keputusan Molly yang mengakhiri hubungan
mereka tanpa alasan yang jelas. Ia tetap meminta penjelasan kepada Molly tetapi
kekasihnya itu masih tetap enggan untuk bercerita. Mulutnya kelu setiap Dalton
meminta penjelasan darinya. Ia hanya bisa menangis jika memikirkan hal itu.
Sementara Dalton juga tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya Dalton menerima
keputusan Molly dengan berat hati karena ia sangat mencintai kekasihnya itu.
Sejak saat itu Molly memilih
untuk tidak berkomunikasi dengan Dalton dengan harapan agar ia lebih mudah
melupakan Dalton, akan tetapi hal itu tidak mengubah apapun. Ia hanya merasa
tersiksa memendam perasaannya. Ia tetap saja tidak bisa berhenti memikirkan
Dalton. Di sisi lain Dalton pun demikian, ia merasa sangat sedih dengan sikap
Molly yang bersikap tidak peduli kepadanya. Sangat berbeda saat mereka masih
bersama dulu.
Waktu terus berjalan dan keadaan
pun tidak berubah. Molly masih tetap bersikap tidak peduli kepada Dalton karena
ia ingin menghapus semua perasaannya kepada mantan kekasihnya itu. Karena
Dalton sangat menyayangi Molly, ia tetap saja pada pendiriannya untuk tetap
menjaga hatinya untuk Molly dan sikapnya terhadap Molly pun tidak pernah
berubah sedikit pun. Hal itu semakin membuat Molly tidak bisa melupakan Dalton
hingga suatu hari ia memutuskan untuk berhenti bersikap tidak peduli kepada
Dalton. Perlahan-lahan komunikasi mereka kembali membaik. Hal itu tentu saja
membuat Dalton sedikit bernapas lega berandai-andai kalau saja Molly akan
berubah pikiran dan menarik kembali semua ucapannya dan kembali kepadanya.
Dengan membaiknya kembali
komunikasi mereka, Dalton berpikir bahwa ia akan segera mengetahui penyebab
berakhirnya hubungan mereka. Beberapa kali ia kembali menanyakan hal itu kepada
Molly akan tetapi setiap ditanyakan akan hal itu Molly selalu saja mengalihkan
pembicaraan dan tidak mau membahas apalagi menjawab pertanyaan Dalton.
Satu bulan kemudian komunikasi
mereka sudah kembali seperti saat dulu mereka masih menjalin kasih. Ungkapan
sayang dan semacamnya semakin sering terlontar dari mulut Dalton untuk Molly.
Sesekali Molly juga membalas ucapan tersebut hanya dengan senyuman yang ia
kirimkan melalui pesan singkat tentunya dengan emoticon yang ada di ponselnya. Hingga suatu hari ia membalasnya
dengan ucapan yang tentunya sangat diharapkan Dalton. Yaa… Molly mengatakan
bahwa perasaannya kepada Dalton masih sama dan tidak pernah hilang sedikit pun.
Ia tidak pernah berhasil menghapus ingatannya tentang Dalton, ia sangat
merindukannya.
Beberapa kali juga Dalton
mengatakan ia ingin kembali merajut kasih dengan Molly, Namun …… itu semua
harus pupus karena “perbedaan” di antara mereka. Molly tidak pernah meng-iyakan
keinginan Dalton. Bahkan ia menjawab dengan jawaban yang sangat membuat hati
pujaan hatinya itu terluka. Ia mengatakan bahwa Dalton harus melupakannya dan
mulai menerima kenyataan karena mereka tidak akan pernah kembali bersama.
Bukannya ia ingin mendahului takdirNya, akan tetapi itulah yang ia rasakan.
Perbedaan di antara mereka begitu
membuat Molly sedih. Ia adalah gadis yang sangat peka, tidak mudah menceritakan
masalah yang ia alami kepada siapapun. Ia adalah tipe orang yang sangat mudah
“merasa” rendah diri dihadapan orang lain. Ia pun tidak pernah lupa akan pesan
kedua orang tuanya, khususnya ibunya karena beliaulah yang mengatakan hal itu
kepada Molly.
We are different………………………
Itulah kata-kata yang selalu ada
dalam benaknya saat ia teringat kembali akan kenangannya bersama Dalton. Ia
tidak pernah bisa mengganti sosok Dalton dalam hatinya dengan orang lain. Mereka
berdua saling menyayangi namun mereka berada pada satu kenyataan bahwa mereka “BERBEDA”.
Melalui tulisan ini ia ingin
menumpahkan segalanya, semua apa yang ia rasakan, kesedihannya dan kegundahan
hatinya, tetapi lewat tulisan ini juga ia tidak ingin kalian tahu apa yang
sebenarnya ada dalam benaknya.
Biarlah waktu yang akan menjawab
semuanya. Kini semuanya ia serahkan kepada Tuhan. Kemana takdir akan membawanya
pergi. Apakah akan kembali kepada Dalton atau dengan sosok yang lain yang tidak
pernah ia duga sebelumnya.
The end…………………………….
0 komentar:
Posting Komentar