Selasa, 06 Agustus 2013

Seperti Film 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta…

Sebagian besar dari kalian pasti pernah menonton atau hanya mendengar cerita tentang film yang ada  pada judul tulisan ini. Yaahh kisah itulah yang terjadi pada gadis ditulisan ini. Ceritanya memang tidak sama persis dengan yang ada di film tersebut. Dia adalah Molly seorang mahasiswi jurusan manajemen. Kisahnya berawal sejak ia mengenal seorang pria melalui jejaring social facebook. Namanya Dalton. Mereka kuliah di universitas yang sama.
Dalton pertama kali melihat Molly saat berada di stasiun. Pada awalnya Molly tidak mempunyai perasaan apa-apa terhadap Dalton karena ia memang hanya ingin berteman.


Setelah beberapa lama, komunikasi mereka semakin intens, yaah tentunya melalui social media. Sedikit banyak mereka sudah saling tahu dan mulai akrab hingga suatu hari Dalton memberanikan diri untuk meminta nomor telepon Molly. Dan benar saja, seperti harapan Dalton, Molly memberikan nomor teleponnya tentunya dengan niat hanya untuk berteman apalagi mereka juga berada pada universitas yang sama.

Hampir setiap hari Dalton mengirimkan sms kepada Molly. Setelah beberapa lama, Molly menjalin hubungan dengan orang lain dan pada saat yang bersamaan Dalton menyatakan cintanya pada Molly. Jawaban Molly tentu sudah bisa ditebak, selain karena saat itu ia sedang menjalin hubungan dengan orang lain, ia juga tidak mempunyai perasaan apa-apa kepada Dalton, maka ia menolak cintanya.

Setelah saat itu komunikasi Molly dan Dalton tidak pernah terputus dan masih berjalan seperti biasanya. Setelah Molly menolak cintanya, Dalton rupanya tidak menyerah dan masih beberapa kali menyatakan cintanya pada Molly dan ingin  menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman atau sahabat. Namun Molly masih tetap pada pendiriannya walaupun pada saat itu hubungannya dengan kekasihnya sedang renggang.

Beberapa bulan kemudian Molly memutuskan hubungan dengan kekasihnya, Dalton mengetahui hal itu. Ia tentunya merasa sangat senang karena kesempatannya untuk mendapatkan Molly akan terbuka  meskipun ia belum tahu apakah Molly akan menerimanya atau akan  kembali menolak cintanya. Sejak saat itu Molly menikmati kesendiriannya dan memilih untuk menutup hatinya untuk sementara.

Waktu terus berjalan dan entah kenapa suatu saat Molly selalu memikirkan Dalton. Mungkin saja karena seringnya mereka berkomunikasi dan sikap Dalton yang sangat perhatian kepada Molly melebihi perhatian seorang teman. Tanpa ia sadari ternyata ia telah mulai jatuh cinta kepada Dalton. Komunikasi mereka semakin intens hingga suatu malam saat ia sedang berkirim pesan dengan Dalton, ia mengatakan bahwa ia sedang menyukai seseorang. Saat itu Dalton hanya setia menjadi pendengar dan tempat curhat yang baik untuk Molly dan tanpa ia sadari bahwa orang yang dimaksud Molly adalah dirinya.

Molly sangat ingin mengatakan perasaan yang sebenarnya ia rasakan saat itu kepada Dalton tetapi ia tidak berani untu melakukannya. Beberapa waktu ia tetap memendam perasaannya hingga suatu malam ia pun memeberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Dalton dan seperti kata pepatah gayung pun bersambut, sampai saat itu Dalton juga masih menjaga hatinya terhadap Molly. Sejak saat itu mereka memutuskan untuk menjalin hubungan. Meskipun usia mereka masih sangat muda tetapi mereka menjalani hubungannya dengan keseriusan.

Molly merasa sangat bahagia dengan Dalton, begitupun sebaliknya. Keduanya merasa telah menemukan orang yang selama ini mereka cari yang menyayangi dengan tulus dan mampu menerima kekurangan dan kelebihan mereka masing-masing. Hari-hari mereka jalani dengan penuh kebahagiaan. Pada suatu hari Dalton mengatakan bahwa ia telah bercerita kepada ibunya tentang Molly meskipun hanya sedikit. Menurut Dalton itu adalah salah satu bukti keseriusannya kepada Molly. Mendengar hal itu Molly pun semakin yakin dengan kekasihnya itu.

Hari demi hari mereka lalui bersama hingga suatu hari pikiran Molly diusik oleh sesuatu yang ia sendiri tak ingin untuk memikirkannya. Yah tentu saja hal itu ada hubungannya dengan Dalton, kekasihnya. Ia tahu bahwa hal itu mungkin akan terdengar aneh atau entah apalah yang dapat dipikirkan Dalton apabila ia memberitahu hal tersebut. Berhari-hari bahkan berminggu-minggu pikirannya selalu diusik akan hal itu. Ia benci namun ia juga tidak dapat memungkiri hal itu dan ia tetap saja memikirkannya, hingga suatu hari ia mengambil keputusan yang sangat berat baginya dan tentu saja tidak akan diterima oleh Dalton. Molly memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka dengan alasan yang tidak ingin ia jelaskan kepada Dalton.

Dalton sangat terpukul mengetahui hal itu, ia tidak ingin menerima keputusan Molly yang mengakhiri hubungan mereka tanpa alasan yang jelas. Ia tetap meminta penjelasan kepada Molly tetapi kekasihnya itu masih tetap enggan untuk bercerita. Mulutnya kelu setiap Dalton meminta penjelasan darinya. Ia hanya bisa menangis jika memikirkan hal itu. Sementara Dalton juga tidak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya Dalton menerima keputusan Molly dengan berat hati karena ia sangat mencintai kekasihnya itu.

Sejak saat itu Molly memilih untuk tidak berkomunikasi dengan Dalton dengan harapan agar ia lebih mudah melupakan Dalton, akan tetapi hal itu tidak mengubah apapun. Ia hanya merasa tersiksa memendam perasaannya. Ia tetap saja tidak bisa berhenti memikirkan Dalton. Di sisi lain Dalton pun demikian, ia merasa sangat sedih dengan sikap Molly yang bersikap tidak peduli kepadanya. Sangat berbeda saat mereka masih bersama dulu.

Waktu terus berjalan dan keadaan pun tidak berubah. Molly masih tetap bersikap tidak peduli kepada Dalton karena ia ingin menghapus semua perasaannya kepada mantan kekasihnya itu. Karena Dalton sangat menyayangi Molly, ia tetap saja pada pendiriannya untuk tetap menjaga hatinya untuk Molly dan sikapnya terhadap Molly pun tidak pernah berubah sedikit pun. Hal itu semakin membuat Molly tidak bisa melupakan Dalton hingga suatu hari ia memutuskan untuk berhenti bersikap tidak peduli kepada Dalton. Perlahan-lahan komunikasi mereka kembali membaik. Hal itu tentu saja membuat Dalton sedikit bernapas lega berandai-andai kalau saja Molly akan berubah pikiran dan menarik kembali semua ucapannya dan kembali kepadanya.

Dengan membaiknya kembali komunikasi mereka, Dalton berpikir bahwa ia akan segera mengetahui penyebab berakhirnya hubungan mereka. Beberapa kali ia kembali menanyakan hal itu kepada Molly akan tetapi setiap ditanyakan akan hal itu Molly selalu saja mengalihkan pembicaraan dan tidak mau membahas apalagi menjawab pertanyaan Dalton.
Satu bulan kemudian komunikasi mereka sudah kembali seperti saat dulu mereka masih menjalin kasih. Ungkapan sayang dan semacamnya semakin sering terlontar dari mulut Dalton untuk Molly. Sesekali Molly juga membalas ucapan tersebut hanya dengan senyuman yang ia kirimkan melalui pesan singkat tentunya dengan emoticon yang ada di ponselnya. Hingga suatu hari ia membalasnya dengan ucapan yang tentunya sangat diharapkan Dalton. Yaa… Molly mengatakan bahwa perasaannya kepada Dalton masih sama dan tidak pernah hilang sedikit pun. Ia tidak pernah berhasil menghapus ingatannya tentang Dalton, ia sangat merindukannya.

Beberapa kali juga Dalton mengatakan ia ingin kembali merajut kasih dengan Molly, Namun …… itu semua harus pupus karena “perbedaan” di antara mereka. Molly tidak pernah meng-iyakan keinginan Dalton. Bahkan ia menjawab dengan jawaban yang sangat membuat hati pujaan hatinya itu terluka. Ia mengatakan bahwa Dalton harus melupakannya dan mulai menerima kenyataan karena mereka tidak akan pernah kembali bersama. Bukannya ia ingin mendahului takdirNya, akan tetapi itulah yang ia rasakan.
Perbedaan di antara mereka begitu membuat Molly sedih. Ia adalah gadis yang sangat peka, tidak mudah menceritakan masalah yang ia alami kepada siapapun. Ia adalah tipe orang yang sangat mudah “merasa” rendah diri dihadapan orang lain. Ia pun tidak pernah lupa akan pesan kedua orang tuanya, khususnya ibunya karena beliaulah yang mengatakan hal itu kepada Molly.


We are different………………………
Itulah kata-kata yang selalu ada dalam benaknya saat ia teringat kembali akan kenangannya bersama Dalton. Ia tidak pernah bisa mengganti sosok Dalton dalam hatinya dengan orang lain. Mereka berdua saling menyayangi namun mereka berada pada satu kenyataan bahwa mereka “BERBEDA”.

Melalui tulisan ini ia ingin menumpahkan segalanya, semua apa yang ia rasakan, kesedihannya dan kegundahan hatinya, tetapi lewat tulisan ini juga ia tidak ingin kalian tahu apa yang sebenarnya ada dalam benaknya.
Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Kini semuanya ia serahkan kepada Tuhan. Kemana takdir akan membawanya pergi. Apakah akan kembali kepada Dalton atau dengan sosok yang lain yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

The end…………………………….

0 komentar:

Posting Komentar